Carsmetik, mungkin tepat dialamatkan buat Honda Jazz i-DSI langsiran 2004 milik kakak beradik, Arie Razak dan Muhammad Reza. Tampilani mini MPV warna hitam ini cukup menyita perhatian orang di jalan. Besutan duo kakak beradik ini lebih banyak bermain fashion ketimbang "memanaskan" engine. Tak salah bila besutannya terlihat eye catching.
"Tema dari modifikasi mobil gue beraliran fashion carsmetik. Jadi sebagai prioritas utama kita berdua adalah piranti audionya," ujar Arie sang kakak yang diamini oleh si adik, Reza .
Saudara sekandung ini memang memiliki hobi dan selera yang nyaris sama soal modifikasi. Modifikasi menurut mereka, adalah implementasi dari imajinasinya yang selama ini didapat dari hasil menjelajah beberapa situs di internet dan majalah luar negeri. "Itu jadi panduan gue berdua," beber Reza.
"Semula orang tua nggak setuju liat gue bedua hobi modifikasi. Tapi setelah gue ikut berbagai kontes dan sering dapet piala, ortu gue akhirnya mendukung," ungkap mereka berdua, kompak.
Sejak awal membesut Jazz, duet kakak beradik ini sudah kepincut dengan tampilan Jazz. Namun kondisi besutan yang standar dinilai belum membuat mereka bangga. Selang berapa lama kemudian, mulailah ide-ide kreatif keduanya bermunculan. Sebagai langkah awal, mereka mengeliminasi semua peranti audio pabrikan. Kenapa audio dulu? "Kebetulan gue berdua suka musik yang sama, dan suka nyetel kenceng-kenceng. Biar enak aje di dengernya. Jadi gue pasang audio yang pas," papar Arie.
Untuk urusan instalasi pemanja telinga ini, mereka mempercayakan pengerjaan audionya pada Limens Audio Work di bilangan Casablanca, Jakarta Selatan.
Arie dan Reza, dibantu Limens Audio Work mencoba mendesain tata letak perangkat audio yang pas, supaya tidak merusak keindahan interior besutannya. Agar tidak berkesan semerawut dan enak dilihat, desain lay out piranti audionya dibuat model futuristik dan tertata rapih. Penataan perangkat audio kebanyakan disetting di bagian belakang. Karena kecintaan terhadap musik aliran R&B dan progressive maka perangkat audionya menganut aliran SPL.
Hal ini dibuktikan dengan mengadopsi dua unit subwoofer buatan Audio Quartz berdiameter 12 inci 4 coil. Dengan subwoofer yang besar ini diyakini mampu menghasilkan output dentuman bass yang dapat "menendang" telinga. Peranti audio tersebut disokong spiker 1 set morel lengkap dengan tweeter dan 2 set heart yang juga dilengkapi tweeter. Untuk urusan sumber sinyal dipercayakan pada head unit Pioneer tipe DEH 8450MP yang dilengkapi dengan monitor Avix in desk touchsreen .
Sebagai penguat sinyal, dicangkok dua power Hurricane berdaya 6.000 watt dengan kapasitas 6 channel dan AM Audio 4.000 watt Monoblock berkapasitas 2 channel . Tidak cukup di situ saja, perangkat pre amp sebagai pendukungnya menyomot merek Performa tipe PF 007 guna dihasilkan suara yang diinginkan.
Kalau dilihat, sentuhan pada sektor interior terkesan minimalis. Lebih didominasi permainan perangkat audio. Selain segi tampilan, kualitas suara juga harus diutamakan. Jazz milik berdua ini hanya dirancang untuk kenyamanan dan entertainmen. Sentuhan lain di sektor interior, berupa jok dibalut kulit sintetis, dan material Suede yang menyelimuti dasbor, plafon, door trim, lingkar kemudi, tongkat persneling hingga handel rem tangan. Guna mengimbangi tampilan interior maka pedal-pedal standar diganti dengan material berbahan alumunium bergaya racing.
Beralih ke bagian eksterior. Sebagai pengagum aliran SPL tampilan luar tidak begitu banyak diberi sentuhan. Hanya ada bererapa bagian bawaan pabrik yang dicopot. Seperti bemper sengaja terbuat dari bahan plat, dan diberi lampu sebagai penerang, serta pengaplikasian desain airdam yang membuatnya tampil manis.
"Supaya bisa pake pelek berdiameter besar, Brabus Momo IV berdiameter 18 inci, maka spakbor mesti dicoak dikit. Itupun sedikit sekali. Mungkin tidak sampe 2 cm, sehingga tampilan body tidak terkesan seperti di widebody. Dudukan sokbreker yang dibubut sengaja dipasang miring, " jelas Arie.
Keduanya mengaku tidak puas atas modifikasi yang ada. Menurut mereka, modifikasi mobil menawarkan sebuah sensasi kepuasan yang tak ternilai. Karenanya modiifikasi lanjutan bakal terus bergulir pada besutannya. "Rencana rombak-rombak lagi sih ada. Ya, tunggu aja tanggal mainnya," tandas Reza.
Untuk merealisasikan hobi keduanya itu, Arie dan Reza sepakat menyebut angka sekitar Rp 90 juta. "Yah kira-kira segitu deh mas biaya modifikasinya," papar Arie. (yac)
Spesifikasi
Head Unit : Pioneer DEH 8450 MP
Monitor : Avix indesh touchsrenn Plus DVD
Power : Hurricane 6800 watt, channel MA Audio 400 W Monoblock , 2 channel
Pre Amp : Performa PF 007
Subwoofer : Audio Quartz 12 inci, 4 coil
Speaker : 1 Set Morel dengan tweeter, 2 set hart dengan Tweeter
Interior : Kulit sistesis, Suede
Pelek : Brabus Momo IV 18 inci, 8,5
Ban : Nexen 215/35
Wide Body : Natural
Lampu Depan : Angle Eyes
Lampu Sein : LED dengan 3 lampu
Spion : LED