sasakq MODERATORS
Jumlah posting : 410 Age : 41 Lokasi : soroako kota nickel,& morowali city Registration date : 24.02.09
| Subyek: Polisi Tangkap Polisi Pemeras 13/5/2009, 17:44 | |
| JAKARTA - Citra korps kepolisian kembali tercoreng. Setelah Kombespol Williardi Wizar dinyatakan sebagai salah seorang tersangka kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnain (14/3), kemarin dua polisi dilaporkan memeras pengusaha.
Berbekal surat penugasan palsu, mereka meminta uang ''damai'' Rp 25 juta. ''Tapi, belum sampai uang diberikan, mereka sudah kami tangkap,'' ujar Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komjen Pol Susno Duadji di kantornya kemarin ( 12/05). Dua orang itu adalah Kompol Rojayani dan Bripka Supriyadi. Rojayani sehari-hari bertugas di Babinkam Mabes Polri, sedangkan Supriyadi di Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
Menurut Susno, dalam aksi yang digagalkan dua hari lalu itu, dua polisi itu juga mengajak seorang sipil bernama Chairul Yaman. Saat beraksi, Chaerul mengaku sebagai Komisaris Polisi Wawan. ''Mereka juga membawa surat penggeledahan palsu,'' katanya.
Tiga tersangka datang ke tempat kejadian perkara di Toko Ragam Motor, Batu Ceper IV Nomor 6, Jakarta Pusat. Mereka mengancam akan membawa pemilik toko ke Mabes Polri dengan tudingan pemalsuan barang. ''Suratnya seolah-olah ditandatangani Wadir II (Ekonomi Khusus Bareskrim),'' tutur mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Karena takut, pemilik toko bersedia ikut dibawa dengan mobil Serena milik salah seorang polisi. ''Dibawa berputar-putar. Tapi, mereka berhasil ditangkap di sebuah pompa bensin di gedong panjang, Jakarta Utara,'' jelasnya. Setelah diinterogasi, ternyata aksi itu dilakukan tidak hanya sekali. ''Mereka sudah beroperasi sejak 2007. Laporan kerugian masyarakat akibat diperas masih dihitung, ya sekitar Rp 400 juta," kata Susno.
Selain komplotan itu, ada oknum polisi lain yang ditangkap sebelumnya. Mereka adalah AKP SU (Polres Jaktim), Bripka Bambang (Polsek Kep Seribu), AKP Andi Susilo (Pusat Indentifikasi Mabes Polri) dan Baraka (anggota Brimob Polsek Cipinang). ''Ini masih dikembangkan. Yang anggota komplotan pertama tadi juga ada yang belum ditangkap," ujarnya. | |
|